Kompos, Alternatif Problem
Sampah
Sampah terdiri dari dua bagian,
yaitu bagian organik dan anorganik.
Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakanalternatif
penanganan yang sesuai. Pengomposan dapat mengendalikan
bahaya pencemaran yang mungkin terjadi dan menghasilkan keuntungan. Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, denganatau
tanpa bahan tambahan. Pengomposan merupakan penguraian dan
pemantapan bahan-bahan organik secara biologis dalam temperatur
thermophilic (suhu tinggi) denganhasil akhir berupa bahan yang cukup bagus
untuk diaplikasikan ke tanah. Pengomposan
dapat dilakukan secara bersih
dan tanpa menghasilkan kegaduhan di dalam maupun diluar ruangan. Teknologi pengomposan
sampah sangat beragam, baik secara aerobikmaupun anaerobik, dengan atau tanpa
bahan tambahan. Bahan tambahan yang biasadigunakan Activator Kompos seperti
Green Phoskko Organic Decomposer danSUPERFARM (Effective Microorganism)atau
menggunakan cacing guna mendapatkankompos (vermicompost). Keunggulan dari
proses pengomposan antara lain teknologinyayang sederhana, biaya penanganan
yang relatif rendah, serta dapat menangani sampahdalam jumlah yang banyak
(tergantung luasan lahan).Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan,
karena mudah dan murahuntuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses
yang terlalu sulit.
Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme
di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara.Sedangkan
pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidakmembutuhkan
udara dalam mendegradasi bahan organik. Hasil akhir dari pengomposanini
merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian
diIndonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi
tanah,sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan
dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis,menggemburkan
kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan,sebagai bahan
penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagaimedia
tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia. Bahan baku pengomposanadalah
semua material organik yang mengandung karbon dan nitrogen, seperti
kotoranhewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri
pertanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar