Jumat, 10 April 2015

Kompos, Alternatif Problem Sampah

Kompos, Alternatif Problem Sampah
Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakanalternatif penanganan yang sesuai. Pengomposan dapat mengendalikan bahaya pencemaran yang mungkin terjadi dan menghasilkan keuntungan. Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, denganatau tanpa bahan tambahan. Pengomposan merupakan penguraian dan pemantapan bahan-bahan organik secara biologis dalam temperatur thermophilic (suhu tinggi) denganhasil akhir berupa bahan yang cukup bagus untuk diaplikasikan ke tanah. Pengomposan

dapat dilakukan secara bersih dan tanpa menghasilkan kegaduhan di dalam maupun diluar ruangan. Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobikmaupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan tambahan. Bahan tambahan yang biasadigunakan Activator Kompos seperti Green Phoskko Organic Decomposer danSUPERFARM (Effective Microorganism)atau menggunakan cacing guna mendapatkankompos (vermicompost). Keunggulan dari proses pengomposan antara lain teknologinyayang sederhana, biaya penanganan yang relatif rendah, serta dapat menangani sampahdalam jumlah yang banyak (tergantung luasan lahan).Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murahuntuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara.Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidakmembutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik. Hasil akhir dari pengomposanini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian diIndonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah,sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis,menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan,sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagaimedia tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia. Bahan baku pengomposanadalah semua material organik yang mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoranhewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar